-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    Ketua DPD SWI Aceh Tamiang Kecewa Pernyataan Mendes PDTT Terhadap Pers dan LSM

    Feb 3, 2025, 12:48 PM WIB Last Updated 2025-02-03T05:48:49Z
    Wartanad.id - Aceh Tamiang || Pernyataan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) mendapatkan respon berbagai kalangan baik dari Organisasi Wartawan dan LSM.

    Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Aceh Tamiang Hendriko Lubis menyampaikan Kekecewaan nya atas pernyataan Mendes PDTT Yandri susanto dalam kegiatan kementerian desa yang tersebar melalui video di sosial media yang telah viral.  

    Dalam cuplikan video yang telah viral sabtu (1/2/2025) , Menteri Yandri Susanto menyebut adanya wartawan bodrex yang kerja hanya menakut-nakuti kepala desa, "mereka mutar itu, hari ini ke kepala desa ini minta satu juta, jadi kalau tiga ratus desa, tiga ratus juta, kalah tuh gaji kemendes, gaji menteri" Ujar Yandri Susanto sambil tertawa. Senin - 03/02

    Hendriko menilai pernyataan menteri desa dan PDT itu telah melecehkan wartawan sebagai sebuah profesi terhormat sebagai amanat UU Pers Nomor 40 Tahun 1999. "Seharus nya menteri itu paham, karena yang disebut itu wartawan yang artinya keseluruhan wartawan bukan oknum. Tentu ini orang pintar harus lebih memahami kata-kata," Tegas Hendriko dalam kekesalan nya. 

    Dikatakan, wartawan bondrex itu adalah stigma, hanya istilah karena itu bukan wartawan sebagaimana umum nya yang menjalankan kerja jurnalistik sesuai ketentuan UU Pers. Mereka itu adalah oknum yang menunggangi profesi wartawan, jadi sekali lagi kami minta Menteri Desa untuk buktikan ucapan nya ;" Tungkas Hendriko Lubis. 

    Yang seharusnya dipertanyakan adalah, apakah Menteri Desa merasa terganggu dengan pengawasan ini? Apakah ada sesuatu yang ditutupi sehingga muncul pernyataan yang menyudutkan profesi kami?” tegasnya. 

    Ia juga mengutarakan bahwa LSM dan jurnalis adalah pengawas independen yang membantu mencegah penyalahgunaan wewenang, terutama dalam pengelolaan dana desa yang rentan terhadap praktik korupsi.

    Hendriko Lubis meminta semua pihak, terutama pejabat untuk stop dan hentikan menyampaikan stigma-stigma yang melecehkan wartawan sebagai sebuah profesi. Peningkatan profesional isme jajaran wartawan lingkup organisasi SWI telah menjadi komitmen organisasi wartawan, "wartawan sebagai sebuah profesi harus mempunyai kompetensi yang di dapat melalui pelatihan singkat, pendidikan singkat atau. Formal. Dengan pelatihan tersebut wartawan memiliki keahlian. Wartawan berkerja tidak semata-mata karena profesi nya namun juga memiliki tanggung jawab terhadap karya jurnalistik nya ;" Urai Hendriko lubis.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini