Tanpa Bantuan Pemerintah, Bripka Muhajir Didampingi Pekerja Buruh Tani Menginspirasi Masyarakat Pidie, Dalam Program Ketahanan Pangan Tanam Bawang Merah.( Foto Dokumentasi Wartanad.id)
Pidie ( Wartanad.id) - Bripka Muhajir sudah menjadi polisi sejak 2008. Kini di usianya yang baru 36 tahun, Muhajir menjabat Bhabinkamtibmas Polsek Glumpang Tiga Polres Pidie Polda Aceh. Namun, bukan itu saja kesibukan polisi berpangkat brigadir polisi kepala (bripka) ini.
Bapak dua anak ini juga merupakan Polisi yang tidak kenal lelah dalam bidang pertanian, Bahkan menjadi panutan di lingkungan tempat tinggalnya di Tiju Desa Mesjid Runtoh Pidie . Adapun jenis tanaman yang dikembangkan oleh Muhajir adalah bawang merah dan Tanaman Tomat.
Atas kegigihan nya dalam bidang pertanian bapak dua anak ini juga memberikan masukan dan bimbingan Didesa binaan nya Didesa Bili Aron. Walaupun tanpa dukungan dari pemerintah kabupaten Pidie, Dirinya tetap tegar untuk menyemangati petani agar bisa tercipta ketahanan pangan Didesa binaannya.
Dari kebiasaannya itu dia mendapat banyak ilmu tentang pertanian. Saat itu dia bercita-cita mengembangkan pertanian. Namun, Tuhan mempunyai rencana lain. Dia justru terdorong menjadi polisi.
Setelah menjadi polisi, Dirinya pertama dinas dipolres Nagan Raya Polda Aceh. keinginan terjun di dunia pertanian kembali menggebu. Cita-cita polisi kelahiran Pidie , , itu direalisasikannya pada 2015 pindah Dinas dipolres Pidie setelah menikah dan tinggal di Pidie. Pilihannya jatuh pada bawang merah.
“Saat itu saya lihat Dipidie ada dua kecamatan penghasil bawang yaitu kecamatan Simpang Tiga dan kecamatan pidie. Muhajir banyak mendapatkan keluhan petani bawang dalam hal harga bibit bawang merah tidak sesuai yang diharapkan masyarakat dan kasus ini seharusnya pemerintah jangan tutup mata terkait permainan Tengkulak.
Muhajir menambahkan disaat Petani mulai menanam bawang maka Tengkulak mempermainkan harga jual bibit bawang / kilo (Rp. 75.000 - Rp. 70.000) Nah disaat Petani mulai panen maka peran Tengkulak juga membeli hasil panen dengan murah dengan nilai jual Rp20.000/kg-Rp25.000/kg.
Sebagai awalan dia menanam bawang merah di lahan yang milik saudara nya seluas 200 m2. Uji coba itu berhasil. Sejak saat itu dia terus menanam bawang merah dan hasilnya selalu memuaskan.
Seiring berjalannya waktu petani mulai mengikuti jejaknya menanam bawang merah. Banyak petani yang sebelumnya menanam padi kini beralih menanam bawang merah. Luas tanam bawang merah di Tiju desa Gampong Baroh saat ini mencapai lebih dari 10 ha dengan produksi lebih kurang 120 ton/panen.
Muhajir dan para petani sejak beberapa tahun juga mengembangkan bibit bawang merah varietas bima brebes. Menurut Muhajir, saat ini kebutuhan bibit bawang merah di Pidie susah akibat kurangnya pengawasan pemerintah.
Hasil dari menanam bawang merah jauh lebih menguntungkan daripada padi. Kalau dihitung sederhana, biaya produksi di lahan 1 ha lebih kurang Rp60 juta. Saat harga dari petani bagus, Rp20.000/kg-Rp25.000/kg, bisa untung Rp140 juta-Rp160 juta,” ulas Muhajir.
Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali, S.I.K selalu mendukung anggotanya yang mengembangkan potensi diri selama tugasbagi para Bhabinkamtibmas Polres Pidie, ini bisa di contoh, Rekan- rekan jangan malu memanfaatkan waktu melakukan cocok tanam.
Bertani sangatlah menguntungkan apalagi rekan-rekan bisa memanfaatkan pupuk organik. Memanfaatkan eco enzyme misalnya, eco enzyme bisa digunakan sebagai pupuk kocor maupun pestisida. Pada intinya sebagai polisi sudah dipenuhi. Dia berharap Muhajir dapat menginspirasi polisi lainnya.
Menurut Kapolres, sudah selayaknya polisi dapat menggali potensi diri maupun lingkungan sekitarnya agar dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat. Dengan begitu Polri akan lebih dicintai masyarakat.
Laporan ( Fauzal)