Pidie (Wartanad.id)-Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Aceh yang diketuai Drs.Agus Syahputra bersama tim turun ke kabupaten Pidie membuka pelatihan pendidikan Agroekologi merupakan suatu cara bertani yang mengintegrasikan secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Sabtu (17/06/2023).
Drs.Agus Syahputra Selaku ketua Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Aceh tujuan dan sasaran kita saat ini untuk menciptakan kepada petani supaya paham tentang kedaulatan pangan dan kita akan memberikan Pelaksanaan pertanian agroekologi bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan.
Menyadari hal tersebut, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Aceh menyelenggarakan Pendidikan Agroekologi dikabupaten pidie ini untuk melahirkan kader-kader petani yang punya kemampuan mempraktekan pertanian agroekologi demi terwujudnya Kawasan Daulat Pangan (KDP).
Dalam pendidikan ini, peserta yang mengikuti berjumlah 10 orang dan merupakan Masyarakat tani yang berasal dari 23 kecamatan Dipidie. Dalam pemahaman ini para peserta pendidikan diberikan materi-materi tentang praktek pertanian agroekologi, penguatan ekonomi petani melalui koperasi, dan materi tentang penguatan organisasi.
ketua Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Aceh Agus Syahputra menjelaskan, pertanian agroekologi sebagai suatu cara bertani yang menghargai, menjaga dan melindungi keberlangsungan alam. Suatu praktek pertanian yang memandang alam sebagai suatu kehidupan, dimana semua kebutuhan untuk bertani, bersumber dan dikembangkan dari kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di sekitar kita.
Lanjutnya Pertanian agroekologi menjadi kebutuhan yang mendesak untuk saat ini dan masa depan pertanian. Seperti kita ketahui pertanian konvensional telah melahirkan ketergantungan petani terhadap ketersediaan bibit, berbagai macam pupuk kimia dan obat-obatan (pestisida, insektisida dan herbisida) yang diproduksi perusahaan. Semua-semua kebutuhan mesti beli dan biayanya sangat mahal, padahal disamping kita banyak sekali solusi yang lebih murah, efektif, sehat, dan ramah lingkungan. Karenanya belajar dan menerapkan pertanian agroekologi menjadi solusi dari salah satu masalah sehari-hari petani,ucap Agus Syahputra.
Kawasan Daulat Pangan Seperti pengelolaan Kilang Padi Drs.Agus Syahputra Selaku ketua Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Aceh menjelaskan tujuan utama dari pendidikan ini adalah terbentuknya kawasan-kawasan daulat pangan disetiap basis anggota SPI.
Agus menjelaskan “KDP adalah suatu konsep produksi pangan yang cukup, aman, sehat dan bergizi serta berkelanjutan dengan pemanfaatan semua sumber daya alam kawasan secara agroekologis dan terintegrasi oleh, dari, dan untuk petani. Kawasan Daulat Pangan bertitik tumpuk pada penguatan peran dan kesejahteraan keluarga petani kecil”
Jadi, para peserta didik setelah kembali ke wilayah masing-masing diberikan tugas untuk membangun KDP ditempat masing-masing. Mereka-mereka ini juga nantinya akan bertugas melakukan pendidikan pertanian agroekologi, membangun koperasi, dan penguatan SPI kepada petani-petani di sekitarnya,Dan Majukan Indonesia menjadi negara Agraris lanjut Agus.
Syiahrifudin, selaku ketua Exso Serikat Buruh Kabupaten Pidie kepada media ini menyebutkan pada sesi sebagai narasumber materi perjuangan buruh di tingkat kabupaten bahwa petani juga sebagai buruh Yaitu buruh tani maka tujuan kita bentuk Serikat petani bidang pertanian agroekologi merupakan solusi dari krisis pangan dunia.
Proses produksi pangan yang tidak lagi diserahkan kepada petani kecil namun korporasi telah membawa dunia hari ini diambang krisis pangan dan ketimpangan kemiskinan masyarakat pedesaan. Oleh karena itu perjuangan kita dari tingkat lokal dan internasional adalah memastikan keluarga petani kecil merupakan produsen utama pangan, dan itu semua harus kita mulai dari pendidikan-pendidikan yang massif, seperti yang hari ini dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia,” kata Syiahrifudin.
Laporan ( FH01)