Rumah Mantan Eks Kombatan GAM Korban Konflik Umi Kalsum Warga Ulee Tutue Raya Delima Sangat Membutuhkan Rumah Layak Huni.(Foto Dokumentasi Wartanad.id)
Mantan Perakit Senjata Eks Kombatan GAM Masih Tinggal di Rumah Tak Layak Huni
Pidie - Mantan Eks Kombatan GAM warga Ule Tutue raya kecamatan Delima kabupaten Pidie, Harus pasrah dengan kenyataan hidup, sampai saat ini Sakdan alias (Ibnu Sakdan )yang memiliki Lima Orang anak, harus hidup di rumah reot yang tidak layak huni.
Amatan wartanad.id Rabu 8 Maret 2023 Sakdan, bersama lima anaknya, yang tidak pernah mendapatkan perhatian pemerintah. Pasalnya Sakdan sudah bertahun-tahun harus hidup menjadi mantan eks Kombatan GAM yang hidup dibawah garis kemiskinan.
serta menghidupi putra-putrinya, hasil dari pernikahannya 23 tahun silam, Sakdan pada dalam perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1997 silam dijuluki montir perakit senjata dan membantu sesama mantan Eks Kombatan GAM dalam merakit senjata yang rusak.
Sakdan yang sehari – harinya bekerja sebagai montir bengkel sepeda motor dan terkadang dia rela menjadi buruh walau upahnya yang dia dapat tidak terlalu besar. Namun karena faktor desakan ekonomi, sehingga Sakdan rela bekerja apa saja demi menghidupi Anaknya, Sakdan tidak tau kemana harus mengadu nasip getir yang dirasakannya selama ini.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, itulah bahasa filsafas yang bisa diumpama dalam kehidupan Sakdan.
Mantan Perakit Senjata Eks Kombatan GAM,Sakdan Alias (Ibnu Sakdan) Sangat Membutuhkan Modal Usaha.Hal serupa juga dialami oleh umi Kalsum warga Ulee Tutue raya yang dikenal sangat baik serta bertanggung jawab, umi Kalsum ibu dari Hamdani korban konflik pada masa DOM juga dikenal sangat bertanggung dalam segala tugasnya yang diembankan kepadanya sebagai Tentara pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Umi Kalsum juga seorang wanita yang memiliki jiwa tergar, walau beliau sudah beberapa kali mengajukan surat permohonan bantuan rumah untuk kaum duafa, namun rumah tersebut sampai saat ini belum kunjung di bangun, dan umi Kalsum pun harus pasrah menerima kenyataan hidupnya, namun demikian umi Kalsum selalu berharap ada uluran Pemerintah. Laporan (FH01)