Wartanad.id,Banda Aceh - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh berkomitmen mendorong investasi dari perusahaan-perusahaan asing yang sudah didapatkan oleh pemerintah Indonesia agar segera terealisasi guna membantu pemulihan ekonomi di Provinsi Aceh.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh, Rizky Syahputra saat mendampingi Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT bertemu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta agar pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi penghambat investor dalam merealisasikan investasinya di daerah.
"Oleh sebab itu, Hipmi Aceh bersama Gubernur Aceh hari ini berhadir ke Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melaporkan kegiatan investasi di Aceh," ujarnya.
Menurutnya, ketika investor sudah berkomitmen investasi artinya mereka memang sudah berniat berinvestasi di Aceh. Dalam hal ini Hipmi Aceh akan menjadi lokomotif untuk mendorong efisiensi dari berbagai aspek sehingga investor akan memilih Aceh sebagai tempat investasi.
"Kita tidak mau berandai andai, tapi jika kita bahu membahu bersama untuk memajukan Aceh, kami yakin suatu saat iklim investasi di Aceh akan tumbuh positif” ujar Rizky melalui keterangan di Jakarta, Jumat (19/2/2021).
Hipmi Aceh akan membantu Pemerintah Aceh menentukan kebijakan dan langkah baru untuk mendorong perkembangan ekonomi, menyerap investasi, dan menyambut gelombang pergeseran investasi dan produksi dari badan-badan usaha nasional bahkan asing ke Aceh.
"Kami siap mendukung Pemerintah Aceh dalam rangka merealisasikan investasi yang akan dilakukan oleh investor di seluruh Aceh," katanya.
Sementara Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam pertemuan itu melaporkan perkembangan investasi di Aceh.
"Kondisi keamanan dan kepastian hukum di Aceh selama ini telah berjalan dengan baik. Semua investasi di Aceh berjalan baik, hanya saja terkendala dengan Covid-19,” kata Nova.
Di antara investasi yang mengalami penundaan akibat covid-19 adalah Blok Andaman III yang dikelola Repsol, perusahaan migas asal Spanyol dan Mubadala Petroleum. Seharusnya eksplorasi di Blok Andaman III ini dilakukan pada Februari tahun ini. Namun covid membuat aktifitas eksplorasi tertunda hingga diperkirakan mencapai satu tahun lamanya.
Kemudian Nova juga menyampaikan rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) yang awalnya menargetkan Pulau Banyak, Aceh Singkil. Namun, mereka terakhir beralih ke Sabang.
“Karena di Pulau Banyak airborne, dermaganya belum ada, mereka berharap kita membangun infrastruktur dulu. Padahal alamnya sangat bagus,” kata Nova.
Untuk tahap awal, kata Nova, para investor UEA akan melakukan investasi di Sabang. Mereka akan mengeluarkan anggaran sekitar setengah triliun yang dipergunakan untuk pembangunan resort.
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyambut baik kedatangan Gubernur Aceh untuk menyampaikan laporan terkait dengan investasi yang ada di Aceh. Pihaknya berjanji untuk membantu penyelesaian beberapa kendala investasi di bumi Aceh.