Aceh Besar – Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, mengapresiasi keberhasilan para pemangku kebijakan di Gampong Pasie Lamgarot, yang telah berhasil menekan angka kejadian stunting. Dari total 10 kasus yang ditemukan pada Februari 2018, saat ini tersisa 3 kasus saja.
“Kami sangat mengapresiasi Posyandu Gampong Pasie Lamgarot yang telah mampu melakukan intervensi dan penanganan yang tepat, sehingga hanya dalam waktu 11 bulan, dari 10 angka kejadian stunting di Gampong telah berhasil ditekan hingga sekarang 3 kasus saja. Kita tentu berharap dengan penanganan yang baik seluruhnya dapat tertanggulangi,” ujar Dyah Erti.
Berdasarkan data Posyandu Gampong Pasie Lamgarot, pada Februari 2018 ditemukan 10 kasus kejadian stunting. Setelah dilakukan intervensi dan penanganan dari kader Posyandu, di Bulan Agustus berhasil ditekan menjadi 5, dan saat ini tersisa 3 kasus.
Dalam sambutannya, Dyah Erti mengingatkan seluruh hadirin untuk memberikan asupan gizi yang mencukupi, terutama protein hewani kepada balita.
“Selama ini kita selalu beranggapan bahwa ikan salmon yang berharga mahal itu memiliki kandungan DHA yang tinggi. Padahal berdasarkan penelitian, kandungan DHA pada ikan tongkol jauh lebih tinggi. Bahkan kandungan DHA pada ikan kembung 2,5 kali lebih tinggi dari salmon,” ungkap Dyah Erti.
Untuk diketahui bersama, total penduduk Pasie Lamgarot sebanyak 950 jiwa. Dari jumlah tersebut, jumlah balita yang terdata di Posyandu sebanyak sebanyak 90 balita, dan 17 balita di antaranya telah bersekolah di PAUD. Sedangkan jumlah Lansia sebanyak 150 jiwa.
Terkait angka kejadian stunting di gampong ini, Posyandu setempat telah melakukan pendataan di Kecamatan Darul Imarah. Dari total 1200 sampel yang ada, angka kejadian stunting di Darul Imarah berada pada angka 17 persen. Bahkan Gampong Blang manyang jauh lebih kecil, yaitu sebesar 12,9 persen.
Menanggapi hal tersebut, Dyah Erti menegaskan pentingnya peninjauan dan pengecekan langsung terhadap angka kejadian stunting dari data yang ada saat ini.
“31 persen ini artinya dari 10 anak Aceh Besar, 3,1 di antaranya mengalami stunting. Namun, berdasarkan kunjungan kita di 2 gampong ini, ternyata angkanya jauh lebih kecil dari 31 persen. Maka ke depan kegiatan ini harus terus kita lanjutkan, sehingga kita dapat mengetahui dengan pasti, gampong mana yang tinggi angka stuntingnya agar penanganan dan langkah intervensi bisa kita lakukan dengan maksimal, kata Dyah Erti.
Selanjutnya, Dyah Erti dan rombogan meninjau pelaksanaan Posyandu di Gampong Lamblang Manyang Kecamatan Darul Imarah. Berdasarkan data Posyandu, jumlah balita di gampong tersebut sebanyak 114 jiwa, dari jumlah tersebut, 21 balita di antaranya telah bersekolah di PAUD.
Kita ingin anak Aceh menjadi anak hebat, kita tidak ingin ada anak Aceh yang kurang gizi, stunting. Baduta Aceh tertinggi angka stunting. Bayi hingga 2 tahun adalah angka dimana otak anak mencapai 70 persen, 5 tahun 90 persen.
Dyah Erti mengingatkan, pola dan asupan pangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Asupan gizi yang tidak tepat itu biasanya disebabkan oleh kondisi ekonomi dan minimnya pengetahuan orangtua. Oleh karena itu Dyah mengimbau agar kader Posyandu dapat terjun langsung memantau dan mendata kondisi kesehatan masyarakat.
Untuk diketahui bersama, skema menuju stunting biasanya ditandai dengan terjadinya penurunan berat badan ana, selanjutnya tinggi badan yang tdak bertambah. “Pola memberi makan anak beda dengan porsi orang dewasa. Anak-anak jangan diperbanyak nasi tapi protein hewani.”
“Yang kita khawatirkan dari kejadian stunting ini bukan pada perkembangan dan pertumbuhan tinggi badan anak tapi pertumbuhan otak anak. Oleh karena itu stunting harus menjadi perhatian serius kita semua,” imbau Dyah Erti.
Dyah Erti mengungkapkan, dengan program yang terukur, TP PKK Aceh bersama Pemerintah Aceh menargetkan untuk menurunkan angka kejadian stunting hingga di bawah 5 persen, di periode 2019-2020.
Untuk itu, Dyah Erti mengimbau seluruh masyarakat Aceh untuk terlibat aktif dan segera melaporkan jika menemuka kejadia stunting, agar langkah-lagkah intervensi dapat segera dilakukan.(red)